Termenungku sendiri,
Terdiam mencari,
Langkahku kaku,
Hatiku, mati.
Mengapa?
Apa yang aku butuhkan?
Hatiku celaru.
Celaru tanpa alasan.
Bodoh,
Bodoh menemani jalan.
Benci,
Benci kerana kekalahanku,
Yang gagal menyentapmu,
Yang gagal meyakinkanmu,
Yang gagal menyayangimu.
Tak seperti dia, yang penuhi segalanya.
Dia,
Jauh lebih baik.
Akalnya, hartanya, rupanya, hatinya,
imannya.
Jadi mengapa?
Mengapa harus aku membenci?
Mengapa harus aku celaru sedemikian
rupa?
Bingungnya minda.
Pilunya hati.
Tangis menemani aku,
Melihat ke luar jendela,
Merenung ke langit,
Bertanyakan – Aku?
Bagaimana?
Kamu
Yakin ? – Jawabnya sang langit
Butuhkan saja aku.
Izzey
22/10/14
No comments:
Post a Comment